0
0
Rutinitas perawatan kulit 10 langkah ala K-Beauty (Korean Beauty) pernah merevolusi industri kecantikan global, memperkenalkan konsep double cleansing, essence, dan sheet mask. Namun, seiring berjalannya waktu dan kesibukan gaya hidup modern, muncul pertanyaan apakah ritual yang intensif dan memakan waktu ini masih relevan dan praktis di tahun 2024.
Kritik utama terhadap rutinitas 10 langkah adalah potensi over-exfoliation dan penggunaan terlalu banyak produk aktif yang justru dapat merusak skin barrier. Selain itu, bagi banyak konsumen, menghabiskan waktu yang lama setiap pagi dan malam hari di depan cermin terasa tidak praktis dan mahal, memicu gerakan menuju rutinitas yang lebih minimalis (skip-care atau skinimalism).
Meskipun rutinitas 10 langkah utuh mungkin memudar, filosofi intinya tetap relevan. Prinsip double cleansing (pembersihan ganda) dan pentingnya hidrasi berlapis (layering) masih dipegang teguh. Konsumen kini lebih selektif, memadukan hanya 4-5 langkah yang paling efektif sesuai kebutuhan kulit mereka.
Perkembangan pasar K-Beauty kini bergerak menuju produk yang hybrid atau multifungsi, menggabungkan beberapa langkah dalam satu formula (misalnya, toner sekaligus essence). Ini adalah evolusi alami: mempertahankan efektivitas dan inovasi K-Beauty, tetapi membuatnya lebih mudah diakses dan disesuaikan dengan ritme hidup yang serba cepat.
Intisari: Rutinitas skincare 10 langkah K-Beauty mulai dipertanyakan karena isu waktu dan potensi over-exfoliation, memicu tren minimalis (skip-care); Namun, filosofi inti seperti double cleansing dan hidrasi berlapis tetap relevan, dengan pasar beralih ke produk hybrid multifungsi.
